Are insane
Warning : Typos,EYD
berantakan, M for violence and Curse word
Disclaimer@ Masashi kishimoto.
Don’t like? Don’t read!
“Bangsat!” Sakura menggerutu tertahan dan Yang dia
lakukan saat ini adalah berbaring di pinggir jalan di atas aspal, mengeluh
dengan kepala pusing yang tidak tertahankan.
“Ugh” suaranya sekali lagi terdengar dan
tak ada seorang pun ditengah malam dipinggir jalan ini untuk sekedar meliriknya
melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri dan aku mengerti hal demikian
adalah sangat sulit.Untung saja dia
seorang wanita tangguh, pemabuk seperti mereka yang tadi menggodanya saat dia
baru saja pulang kerja pun dihajarnya habis-habisan, kebetulan dia sedang
kesal.
“Ugh...benar-benar!” Sakura bangkit dari tidur sebentarnya, lantaran ikut
terjatuh saat membanting seorang preman bertubuh tambun yang brewokan dengan
sekuat tenaga namun tubuh kecilnya malah ikut jatuh bersamanya.
“Ahh” Dia mengecek sikunya yang memar, Yahh tidak setangguh yang bisa kau
bayangkan, lihat, bahkan dia juga ikut
terluka. Apa kau berpikir jika memukul seseorang tidak akan sakit? Faktanya
adalah semakin besar tekanan yang kau berikan kepada orang lain di kepalan
tangan, di ujung kaki, sikut dan lutut maka semakin besar pula sakit yang akan
kau terima, jika tidak percaya. Cobalah memukul tembok, menendang pohon dengan
sekuat tenaga ataupun menyikut tulang
seseorang. Tentu saja itu sakit, namun. Tidak sesakit yang diterima lawan kita.
Ada pengecualian juga tentang hal ini tentu saja jika tubuhmu memiliki lebih
banyak otot dari pada lemak rasa sakit itu juga akan berkurang dan malah jika
kau beruntung, maka rasa sakit itu bisa saja tidak terasa.
Baiklah ,mari kita hentikan omong
kosong ini sekarang juga.
Seorang preman yang ambruk pertama kali
saat terkena tendangan dan sikutan Sakura yang mengarah tepat di tulang rusuknya
pun tersadar dari pingsannya, langsung
mendelik pada Sakura dengan telujuk yang perlahan diangkatnya kearah wajah
Sakura yang baru saja bisa berdiri dan meluruskan badannya.
“Hyaa! argghh! “ Teriakannya menggeram
kasar suaranya seperti dia sedang berkumur-kumur air mujarab pemberian dari
dukun untuk mengusir setan, sejurus kemudian
“...Dasar jala...” ‘Kreek’ Suara patahan pun terdengar tatkala gadis itu menginjak
jari telunjuk pria itu,”Arghhh” Preman itu
pun mengaduh dengan tangan yang terkulai lemas dibawah kaki Sakura. Sakura
kemudian menyingkirkan kakinya dan menunduk untuk memandang wajah kumal preman
bertubuh bongsor itu.
“Tidak sopan menujuk seseorang, apalagi aku
ini seorang perempuan. Huh! ” kecuali mematahkan jari seseorang dengan pijakan
sepatu, tentu saja itu tidak sakit.
Sakura lalu berdiri dan membalikan badannya
setelah membersihkan bajunya yang berantakan sekali lagi dan berjalan dengan
sempoyongan meninggalkan 3 orang preman yang telah tergeletak tak berdaya di
belakangnya.
“Auch..Sakit Ino!” Ino mengabaikan keluhan Sakura dan tetap
mengoleskan salep pada luka yang
terdapat di bahu Sakura yang sekarang sudah sedikit mengering.Sakura langsung
merebahkan badannya diatas tempat tidur berukuran kingsize mereka dan tertidur
disamping Ino sesaat dia sampai di kontrakannya tadi malam , dia tinggal
bersama Ino di kontrakan itu.
“Dimana kau berkelahi? Dan kenapa pintu
tidak dikunci? Kalau ada pencuri nanti bagaimana?” Sakura melihat Ino dengan mata memelas.
“Please forgive me okay? Aku..Aku lupa kalau
aku tidak menguncinya dan Aww.. Hei
pelan-pelan Ino!” Ino mengabaikannya lagi, menutup salep sesaat setelah dia
selesai mengoleskan obatnya pada bahu sakura.
“Dimana kau berkelahi? “ Tanya Ino sekali
lagi dengan wajah malas.
“Di perempatan dekat gang,”Dengan masih
meringis Sakura menjawabnya.
“Baiklah” Ino duduk di depan Sakura dan
menekan bahu sakitnya dengan wajah tanpa dosa dan mengintimidasi Sakura yang
mulai merasa horror dengan aura hitam
yang menyelubunginya.
“Jalan ?” Kalau sesuatu dijelaskan dengan
tidak detil, hal ini lah yang akan dilakukan Ino. Mengorek informasi
habis-habisan. Sakura menelan ludahnya dan tergagap.
“Aww..Sakitt”
“D-di ja-jalan dekat wisma haiva, a-aku lupa
nama jalannya Ino “ Sakura menunduk dan memainkan kukunya dengan menggantukkan
ujung kuku-kukunya secara bersamaan berulang kali.
Ino memandang Sakura lagi sejenak dan mulai
memasang wajah yang biasa, ramah. Saat tidak ada tanda-tanda kebohongan di
wajah Sakura.
“I-Ino kau tidak kerja hari ini?”
Tanya Sakura saat dirasa udara disekitarnya
mulai normal . Sakura berdiri dari duduknya diatas sofa,berjalan ke arah dapur
yang berada disebelah ruang tamu. Pura –pura menyibukkan diri dengan memasak
air didalam panci,padahal mereka punya air galon di atas dispenser.
“Kau tidak lihat baju yang kupakai? “ Ino
Yamanaka, sekarang dia sedang mengenakan blus kuning dengan rok jeans hitam selutut,rambut
di ikat bentuk ekor kuda dan helaian
rambut kuning keemasannya sengaja di biarkannya disisi wajah, lalu
make-up natural yang di pulasnya membuat Ino nampak Mempesona dan cantik.
Sakura baru sadar akan hal itu karena tadi ia tidak terlalu memperhatikan Ino.
“Jaga dirimu, aku pergi dulu”
Ino segera mengambil tas kuning telur
besarnya dan menyampirkannya di bahu
setelah memakai sepatu Higheels 4 cm
–nya.
Sakura mengangguk sambil mengaduk-ngaduk
air yang di masaknya di dalam panci. Ino bergegas meninggalkan Sakura dan
menutup pintu saat dia keluar, namun tidak menguncinya. Begitu Ino menghilang
dari pandangan Sakura, Sakura menghela napas dengan keras.
“Fyuuh... dia sungguh mengerikan” alis
kirinya terangkat , desah lega memenuhi udara disekitarnya sambil mengelap
keringat dingin yang menempel didahinya dan membuang air yang di masaknya ke
dalam washtafel lalu mematikan kompor gasnya.
Setelah melakukan itu, Sakura kemudian
menompang pinggang dengan tangannya. Melihat sekeliling dengan seksama. “Semua
sudah dibersihkan Ino tadi pagi, lalu apa yang harus kukerjakan sekarang?”
Bayangan-bayangan tentang apa yang akan dikerjakannya mendatang, bermunculan
dikepalanya. Seperti, bersepeda
mengitari Blok, menulis novel, meracik masakan baru, melukis, mengerjakan
soal Matematika dari buku soal anak SMP dan masih banyak lagi. Lalu Sakura sampai
pada sebuah keputusan.
“Kurasa aku akan menonton film saja seharian
ini.” dan bergegaslah Sakura memakai jaket kulit coklatnya lalu mengambil dompet
berserta kunci motor matic yang diletakkan diatas nakas yang berada dekat
dengan pintu kamar mereka.
‘ct
ct ct dr dr’~~(suara Starter motor )
“ Dan untuk itu aku perlu beberapa DVD dan
juga banyak cemilan.” Setelah menstarter motornya tanpa mengenakan helm, Sakura pun melaju di jalanan raya
menuju ke toserba terdekat yang berada sekitar 700 meter dari kediamannya, surai pink
panjang dan halusnya pun ikut berkibar-kibar
ke belakang kepalanya lantaran
angin menghempasnya ringan.
Tunggu dulu, Di toserba memangnya ada DVD?
Mmm...Atau jika tidak ada, aku akan ke
toko DVD tempatku dulu berkerja saja ………………..atau tidak, aku baru saja di pecat
semalam dan karena itulah aku kesal.
‘Trrettettet,
ct ct’(suara motor dimatikan)
Sakura mematikan motor maticnya dan mengunci
stangnya saat dia sudah sampai di parkiran toserba. Dia memegang kaca spion dan
menaikkannya ke atas tepat dengan saat
wajahnya yang terlihat sesuai di kaca spion. Kemudian dia mulai menata
rambutnya, mengusap-ngusap bibir atas dan
bawah guna merapikan warna lipstick
pink naturalnya. Setelah selesai
dengan semua itu, dia mulai melangkah menjauh dari parkiran menuju ke arah
pintu toserba.
Dia mendorong pintu kaca itu ke depan dan
memasuki toko itu setelahnya, tidak banyak orang yang berada di toko pagi ini,
hanya beberapa orang saja sekitar 6 orang dan sakura akan menjadi orang ke-7 di
toko itu sekarang . Lalu Sakura berjalan ke arah rak cemilan dengan troli dan
mengambil 3 buah snack keripik kentang besar ,kemudian melangkah lagi ke arah
rak coklat lalu mengambil 5 buah coklat Chunky
bar dan 5 buah coklat Dairy milk chewy kesukaannya. “Kuharap aku tidak akan gemuk setelah memakan
semua ini nanti “ .
Setelah itu dia mendorong trolinya lagi ke arah Lemari pendingin minuman , dia menunggu gilirannya saat melihat seorang pria dengan tinggi
sekitar 180 cm memakai mantel hitam selutut , mengenakan topi abu-abu , berkacamata
hitam dan masker hitam serta sepatu abu-abu bermerk Nike berdiri di depan Lemari pendingin minuman itu sambil memandang ke berbagai arah untuk mencari
minuman yang di sukainya. Namun sepertinya dia belum menemukannya dan berdiri
di situ hampir sekitar 3 menit. Sehingga membuat Sakura menjadi jengkel
setengah mati tapi walaupun begitu Sakura tetap menikmati aroma pinus dan
citrus yang memenuhi udara disekitar Sakura yang berasal dari parfum yang
dipakai pemuda itu.
“Permisi tuan, bisa minggir sedikit? Aku
juga ingin mengambil minuman disitu!”Sakura menyeru tegas, Pria itu menolehkan
kepalanya sedikit kebelakang guna melihat Sakura dan ia tidak melepaskan
kacamatanya. Sakura berpikir ada apa dengan orang ini, apa dia menderita
penyakit yang menular sehingga dia harus memakai Masker atau dia hanya ingin gaya-gayaan saja dengan hal itu?,
perduli setan, entahlah, Sakura tidak ingin memikirkanya terlalu jauh.
Pria itu mengacuhkannya dan kembali menatap
ke dalam lemari pendingin minuman. “Apa kau berpikir bahwa hanya ini lemari
pendingin yang dapat kau temui di toko ini? Kenapa kau tidak membiarkanku
tenang dan memilih minumanmu di lemari lain selain disini , misalnya disebelahku atau di mana saja
selain disini?” ujar pemuda itu kemudian dengan ketus.
Sakura melirik sekilas lemari pendingin
minuman lain di sebelah lemari itu. —Yang jelas-jelas dia tahu lantaran sering
mengunjungi toserba ini—.Bahwa lemari pendingin minuman yang lain hanya berisi
yogurht,susu,beragam macam jenis teh dan buah buahan segar. Dan aku hanya
berniat untuk mencari minuman bersoda yang berada di lemari pendingin yang di
boikot oleh pria ini.
“Apa nenek moyangmu baru saja membeli lemari
pendingin ini? Kenapa bukan kau saja
yang pindah ke lemari pendingin lain,dan menemukan harta pusakamu dari pada
mengganguku?! Menyingkirlah!” Sakura
menatap pria nyalang dan dia tidak tau apa ekspresi yang dipasang pria itu
sekarang di balik Masker dan kacamata hitamnya itu dan Sakura merasa
itu tidak penting sebelum pria itu kembali mengacuhkannya dan terus memonopoli
lemari pendingin itu.
Tangan Sakura mengepal disisi tubuhnya
berusaha menahan diri dengan menghitung sampai sepuluh agar tidak menerjang
pemuda itu dan melemparkan bogem mentah pada wajah putih misterius itu ,
mukanya memerah menahan kesal, ‘Oh ayolah ‘ Batinnya mengeluh “Oh, Kau berani
mengacuhkanku? Aku membuang-buang waktuku disini dengan berbicara pada udara
kosong ini!” Sakura mengibas-ngibas tangannya ke udara seolah bisa menangkap
udara sambil berusaha mengambarkan Sarkasme yang di tujukannya pada pria
dingin di depannya ini, Sejumput rambut hitam Sekelam malam keluar dari
celah-celah topi depan pria itu, saat dia membungkuk untuk melihat minuman yang
dicarinya di deretan. Warna rambutnya terlihat sangat kontrast dengan kulit
wajahnya yang putih cenderung pucat itu.
Akhirnya pemuda itu mendapatkan apa yang ia
mau, kemudian berjalan meninggalkan Sakura yang mendesah lega dengan senang. Akhirnya
setelah 8 menit terlewati dengan sangat lambat, Sakura mengambil berberapa cola dan minuman jeruk lalu menaruhnya
di troli.
Setelah selesai membeli dan keluar dari
toserba, Sakura menenteng 2 kantong plastik putih besar di kedua tangannya.
Hidungnya memerah dan pipinya menampilkan semburat berwarna pink lantaran udara
dingin menyergapnya saat keluar dari toserba , Semula tujuannya selanjutnya
adalah mengunjungi toko DVD dan membeli beberapa Film yang bagus serta keluaran
terbaru bulan ini, Namun seperti kantong plastiknya yang jatuh di atas jalanan,
plastik dibawahnya pun robek dan
menumpahkan isinya saat terbentur dengan kerikil jalanan. Seperti itu pula
jantung Sakura yang dirasanya sudah jatuh ke perut berhenti berdetak sejenak
saat melihat Motor maticnya sedang di aniaya.
Pria bermasker dan berkacamata hitam serta
misterius itu adalah pelakunya. Entah darimana pria itu mendapat Kayu pemukul
Bisbol dengan gerigi paku tak beraturan
di sekujur batang kayu kecuali pada gengamannya itu, menghantam motor matic
kesayangannya di bagian depan, Dan itu membuat sakura menjadi histeris.Motor
itu pun menjadi penyok dan kaca pelindung lampu samping kirinya pecah, lalu
pria itu menghantamnya berulang kali di tempat yang sama terus pindah
menghantam bagian samping motor.
Polisi ! ! Begitu terpikir tentang itu , secepatnya
Sakura menekan nomor polisi di Smartphone-nya,
”Halo, ini kantor polisi ada yang bisa dibantu?” Saat terdengar suara dari
dalam Smarthphone-nya Sakura segera
bersuara. “H-Halo, polisi! se-seorang baru saja meng—“
Pria itu merebut Smarthphone Sakura
dan segera mematikan sambungannya.
Lalu memasukkan telepon pintar itu kedalam
saku mantel hitam yang dikenakan pria itu.
“Brengsek! Apa yang kau lakukan?” Kesabaran
sakura ada batasnya dan batasan itu telah terlewati, sekarang dia sedang tidak berpikir
jernih, beberapa orang berlalu lalang tanpa memperhatikan mereka, dan tempat
itu juga sedikit sepi walaupun sekarang sudah pukul 9. Sakura memandang pria
itu dengan galak “ Apa mau mu? Keparat?” Dan pria itu menyentil sudut bibir
sakura dengan keras sehingga terdapat bekas berwarna merah disekitar itu
.”Aww!” Rasa sakit berdenyut-denyut pun mengikuti setelahnya. “Perempuan tidak
pantas bicara kasar” kata pria misterius itu datar.
Cukup sudah! Sakura tidak bisa diperlakukan
seperti ini lagi! Dia segera mengambil kacamata Pria itu dengan cepat dan
melemparnya ke atas batu kerikil dibawahnya setelah itu dia menginjak kacamata hitam
itu hingga patah menjadi beberapa bagian dalam sekali pijakan.
“Cukup sudah! Aku—“ Sakura menatap mata
sewarna batu onix milik pria itu, kulit disekitar mata dan dahinya terlihat sangat halus kalau dilihat dari
tempat Sakura berdiri sekarang—Tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat,
sekitar 1 m—.Kata-katanya berhenti dan mulai tidak fokus “Aku...aku” Inner sakura menjerit-jerit sekarang,’Apa
yang kau pikirkan sakura! Pukul mukanya tepat dihidung!’
Dan untung saja Sakura pun bisa lepas dari
pengaruh pesona pria itu lalu memukul pria itu tepat dihidungnya namun pria itu
memegang tangannya dan memutirnya ke belakang. “Ahh” Sakura kesakitan dan
memajukan kepalanya kedepan lalu mengantukkanya kebelakang mengenai dagu pria
itu namun itu belum cukup, Pria itu tidak kesakitan walaupun terdengar suara
tulang beradu dengan sangat keras , kepala Sakura saja menjadi pusing karena itu, tapi pria itu
malah makin menekan tangan Sakura kebelakang dan mendorongnya kedepan. “ Aduh
duh ahh “ Sakura makin memekik kesakitan. Tidak
kehilangan akal, Sakura mengangkat sebelah
kakinya kebelakang dan melilit kaki pria itu hingga pria itu tersandung dan terdorong
kedepan sehingga mereka sama-sama terjatuh dan berguling di atas batu kerikill
jalanan.
Pria itu tetap terdiam dan tak mengeluarkan
suara apapun, padahal hidungnya patah dan berdarah, namun tidak terlihat
lantaran dia menggunakan masker berwarna hitam.Sakura mencoba memukul wajah
pria itu dengan kepalanya saat pria itu membalikkan wajahnya ke arah sakura ‘duk’. Pemuda itu terdorong ke
belakang, menjauhi Sakura. Sakura segera berdiri walaupun terhuyung-huyung
lantaran kepalanya pusing dan mengangkat tinjunya lalu memasang kuda-kuda ,
pemuda itu sempat terduduk dengan lutut yang terangkat untuk menompang
tangannya namun tak lama kemudian ikut berdiri menyusul Sakura dengan tatapan
mata setajam elang, sekilas Sakura melihat tatapan geli terlihat di mata pria
itu, namun sedetik kemudian berubah menjadi tatapan yang tajam.
“Kenapa kau merusak motorku?” Sakura
memasang wajah marah terbaiknya.
Pria itu bergeming, kemudian “Kau lihat
mobil itu—Menunjuk pada mobil hitam mewah yang terparkir di belakang motor
Sakura, di kedua sisi mobil itu pun terpakir mobil orang lain dan di depan
mobil itu terdapat pagar beton— ? Itu
mobil porsche ku, Dan apa kau tau bagaimana caranya memarkir yang benar? Kenapa
motormu kau parkir di belakang mobilku ?”
Sakura
memanas, dia kesal, malu, dan marah.
“Aku...Aku tidak tahu, mungkin aku lupa dan jika aku tahu, aku tidak aka melakukannya dan aku minta maaf tentang hal itu, tapi kau tidak punya hak untuk merusak barangku! Aku akan menuntutmu! “ Sakura menunjuk tepat di wajah pria itu dengan marah. ”Berikan ponselku!” pinta Sakura kemudian.
“Aku...Aku tidak tahu, mungkin aku lupa dan jika aku tahu, aku tidak aka melakukannya dan aku minta maaf tentang hal itu, tapi kau tidak punya hak untuk merusak barangku! Aku akan menuntutmu! “ Sakura menunjuk tepat di wajah pria itu dengan marah. ”Berikan ponselku!” pinta Sakura kemudian.
Pria itu mendengus kesal. “ Bukankah kita
sudah impas? “ Sakura menjadi berang, pria itu memasukkan kedua tangannya ke
dalam mantel dan bersikap santai,
seolah-olah tidak ada hal buruk yang baru saja dilakukannya? “Impas?” Tanya Sakura memastikan.
“Iya impas, aku merusak motormu dan kau
menghancurkan kacamataku. Setidaknya motormu masih bisa melaju sedangkan
kacamataku hancur berantakan” kata pria itu dengan santai. Dia membenarkan
maskernya , namun tidak mengembalikan ponsel Sakura.
“ Kau harus ganti rugi! Kau yang mulai duluan!
Dan harga kacamata itu pun tidak sebanding dengan motorku! Tidak ada yang impas
disini kau tahu !” Sakura mencoba menahan amarahnya dengan berhitung antara
1-10.
“Bagaimana jika aku tidak mau?” tatapan
mengejek dia berikan kepada Sakura yang menatapnya kesal setengah mati.
“Kau ingin bertarung lagi? Aku yakin
hidungmu pasti patah tadi. Lagipula aku bahkan tidak tergores sedikitpun saat
berkelahi denganmu” Sakura menantangnya lagi, angin berhembus sepoi-sepoi
menerbangkan anak rambut pink lembutnya yang terjuntai di pinggang.Sakura
nampak cantik dan stylis dengan jaket kulit dan celana jeans hitamnya, namun
sikapnya tadi melunturkan kesan itu, walaupun dia cantik sekali, tapi memangnya
ada lelaki yang mau dekat-dekat dengannya kalau hanya akan dijadikan samsak
tinju olehnya? Itu adalah pikiran Sakura.
Pria itu memandangnya lamat-lamat. Lalu
mengeluarkan uang berwarna merah beberapa lembar berserta kartu nama lalu
mengambil tangan Sakura dan meletakkannya di gengaman Sakura, kemudian pergi
begitu saja meninggalkan Sakura bahkan mobilnya, dia kabur secepat coyote dan menghilang dari pandangan
Sakura. Sakura terpaku sebentar, lalu tersadar dan mencoba mengejar pria itu
tapi pria itu sudah menghilang dari pandangannya dan Sakura menghentikan pengejarannya.
“Apa itu tadi? What’s the hell is going on
here? This is weird...” Kengerian merasuki Sakura, dan dia mencoba
menghilangkan pikiran itu. Lalu melihat uang berjumlah sekitar enam ratus ribu
rupiah yang berada di dalam gengamannya. “Dia pikir ini cukup apa?” kekesalan
mendatangi pikirannya lagi, lalu dia melihat kartu nama yang juga ditinggalkan
didalam gengaman tangan Sakura, Sakura lalu membolak-balik kartu itu dan
melihat nama serta nomor telepon yang tercantum di bagian depan kartu itu “ Sa-sasuke
Uchiha? “ benaknya bertanya –tanya tentang nama pria itu yang sepertinya
familiar baginya. “Lelucon seperti apa ini? Jika dia tadi dia memang berusaha
kabur dariku, untuk apa dia memberiku kartu namanya? Dan buat apa pula dia
sengaja merusak motorku hanya untuk membayarnya, dan untuk apa pula dia
meladeniku bertarung dengannya dan, dan, dan kenapa?!” berbagai pertanyaan
memenuhi pikirannya lalu Sakura berusaha mengabaikannya lagi, setelah itu
Sakura lalu berjalan ke arah motornya yang sudah penyot di beberapa tempat dan
menatapnya sedih sembari berpikir, kenapa orang-orang selalu mengajaknya
berkelahi? Kenapa motornya mengalami nasib malang begini? Dia mengelus-ngelus
tempat yang penyot pada motor maticnya dan melihat mobil yang berada di didepannya. Dia memandang mobil itu lamat-lamat dan berpikir untuk mengunakan
tongkat kayu bisbol bergerigi itu untuk melakukan hal yang sama pada mobil pria
misterius itu,tapi, kenapa dia meninggalkan mobilnya disini?.
Namun sebelum dia mengambil tongkat pemukul
kayu itu, seorang pria berumur sekitar 30-an ,bertubuh tambun dengan kantong belanjaan yang di tenteng di
kedua tangannya berjalan kearah mobil itu lalu memasuki mobil porsche itu,
kemudian terdengar suara klakson berbunyi, memperingatkan Sakura untuk
memindahkan Motor maticnya dari jalur keluarnya, Sakura yang dari tadi
terbengong-bengong kemudian terkejut ”What..the?Jika itu bukan mobil milik pria
itu , lalu kenapa pria itu mengaku-ngaku soal ini? “ Sakura menggeleng-geleng
kepalanya beberapa kali sebelum menghilangkan pertanyaan dari pikiran dan
benaknya, Menurutnya pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakannya pada dirinya
sendiri itu membebaninya karena setelah itu dia akan penasaran, jadi lebih baik
kalau pikiran itu hilang saja, selanjutnya dengan tergesa-gesa memindahkan
Motornya kepinggir dan membiarkan mobil itu lewat. Setelah itu Sakura pun ikut
pergi dengan motornya, kembali kepada jadwal yang akan dia lakukan setelah
membeli cemilan. Tentu saja ke toko kaset.
“Huh benar-benar menyebalkan! Apakah hari
ini, hari sialku atau apa sejak kemarin aku sial terus..huaaa?”
Sakura menghempaskan badannya diatas sofa dan meletakkan belanjaanya
begitu saja diatas meja.
Sakura merebahkan kepalanya diatas sandaran sofa
abu-abu mereka —Hei! Apa kalian melupakan Ino yamanaka? Dia juga pemilik
apartemen ini— ditengadahkan kepalanya itu keatas, sehingga kepalanya
mengantung diatas sandaran yang hanya mampu menompang leher dan kepala
belakangnya saja. “Apa-apaan pemuda aneh itu tadi? Dia terlihat seperti orang
jahat dengan masker dan kacamata hitam —yang sudah pecah menjadi kepingan,
tentu saja!— dan mempunyai banyak uang!”
Sakura memijit dahinya pelan , hilang sudah moodnya untuk menonton film
sekarang. Tapi mood untuk makan? Haha, dia tidak akan pernah membiarkan hal
itu. Tangan kirinya mengambil kantung belanjaan dari mini market dan mengambil
sebatang coklat lalu membuka bungkusnya sebelum memakan coklat itu. —Ya kali,
makan coklat sekalian sama bungkus-bungkusnya —.
‘Munch,munch,mucnh’ (suara kunyahan)
Sakura memengang bungkus coklat itu
dan memperhatikannya dengan seksama, itu... dibagian dalam bungkusan itu...
terdapat tulisan ketikan yang tertera dengan jelas disitu. ‘Apa kau sudah
siap?’
“Hum? Jenis
lelucon apa lagi ini? Kupikir akan ada tulisan selamat atau coba lagi di
bungkusannya, kenapa yang tertulis malah kata yang anti –manistream ini?” aneh,
batin sakura berbicara setelah mulutnya. Kenapa dia melakukan itu? Ya suka-suka
dia lah, mau melakukan apa, dia kan pemeran utama yang cantik. Orang cantik mah
bebas. Sakura mengibaskan rambutnya bangga kebelakang telinga tatkala
memikirkan itu dan tersenyum meremehkan.
“Ah, hari yang indah bukan? Nona Ino?” Sai shimura, menempelkan
tangannya pada kusen pintu kemudian bersandar pada pintu dan melebarkan kakinya
dengan niat menghalagi Ino untuk melangkah ke dalam ruangan kantor tempatnya
berkerja yaitu di sebuah perusahaan SH inc. yang bergerak di bidang otomotif
terbesar di kota tempat tinggalnya ini,
Ino ditempatkan pada bagian pemasaran di dalam perusahaan ini sebagai pegawai
tetap dengan gaji sekitar Rp. 7.000.000; perbulan. Ino memandang bos nya malas,
apakah ada hari yang bisa kudapati tenang tanpa ganguan tiap pagi begini? Batin
Ino Mengeluh.
Ino memandang Sai Shimura tepat dimatanya dengan sedikit mendongak
keatas. Kulit putih pucat pemuda berumur 25-an ini menganggu penglihatannya.
“Tentu saja shimura-sama,Saya tidak menyadarinya sebenarnya. Apakah anda ingin
bertemu dengan ketua divisi kami?” Sebenarnya Ino sangat malas untuk
meladeninya, namun walau
bagaimanapun dia tetap bosnya. Jadi dia juga tetap harus menghormatinya.
Ino muak dengan keadaan ini tapi dia tidak punya pilihan lain selain
menghadapi bosnya yang tidak pernah patah semangat untuk merayunya walaupun
sudah dia tolak berkali-kali. Melipat tangan di bawah dadanya Ino mulai
mengintimidasi Sai. Sai pun mulai berkeringat dingin namun masih kukuh pada posisinya
tidak berpindah selangkah pun.
“Tidak, aku ingin bertemu denganmu. Bagaimana dengan jawabanmu? Aku menantikannya loh.” Berusaha
untuk terlihat keren Sai melakukannya dengan baik. Senyum palsu menghiasi wajah
putih pucatnya dan rambutnya yang berwarna hitam pekat di sisirnya kebelakang
dan dibelah tengah seperti British
style.
Ino menaikan sebelah alisnya, “bukankah saya
mengatakan tidak? Apa shimura-sama lupa? Saya permisi shimura-sama.” Ino
melangkah mundur lalu membungkuk hingga 90 derajat dihadapan sai dan pergi dari
hadapan Sai setelah menempel Id cardnya pada mesin pengabsen. Sai berteriak
memanggil Ino dan mengejarnya. Akhirnya orang-orang yang mengantri untuk masuk
tadi pun bubar setelah mereka masuk keruangan satu-persatu.
“Hei, pikirkanlah terlebih dahulu!
Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Hei ! ” Sai mengatakannya sembari
berjalan cepat menyesuaikan jalannya Ino yang sangat cepat lantaran dia
memiliki kaki yang jenjang.
“Tidak
shimura-sama, Saya sudah cukup memikirkannya pada saat itu juga. Tolong jangan
mempersulit saya dengan pernyataan anda yang tiba-tiba begitu. Saya minta maaf
shimura-sama. “Ino masuk ke toilet perempuan dan langkah Sai tertahan di pintu
toilet yang tertutup ditepat di depan wajahnya. Urat-urat diwajahnya tegang dan
senyum palsunya berganti menjadi meremehkan dan datar, Kalo bukan karena
taruhan itu. Aku juga tidak mau mengejar wanita jalang ini... entah berapa
lelaki yang telah ditidurinya dan dia masih jual mahal kepadaku. Bangsat!
Batinnya Sai.
_Dikamar Sasuke_
Sasuke menghidupkan smarthphone
sakura dan mencoba membuka layar kunci yang memakai sistem berpola. Setelah
lama mencoba sekitaran 2 jam setelah insiden di toserba. Sasuke mendapati
dirinya sangat senang saat dia bisa membuka kunci smartphone sakura dan mulai
memeriksa isi di dalam smarthphone
itu, Dia melihat 58 panggilan dan 30 pesan tertera di layar smarthphone itu. Dan mulai membukanya
satu-persatu lalu membacanya dengan cermat.
Dia membuka pesan yang paling atas
From : 0852xxxxx
HEI! KAU MEMBAWA PONSEL KU BERSAMAMU!
KEMBALIKAN SEKARANG JUGA ATAU AKU AKAN MEMANGGIL POLISI UNTUK MENANGKAPMU!
Semua kata-kata yang berada di pesan selanjutnya juga berisi tentang hal
itu. Sasuke menyerigai senang. Lalu mengirim sebuah pesan ke nomor tadi lewat smartphonenya sakura.
To : 0812xxxxx
Kau dimana?
Setelah mengirim itu,
dia pun menutup aplikasi pesan dan menyentuhkan jarinya pada ikon galeri yang
memuat foto-foto. Setelah berpikir sejenak.
Sasuke pun mengambil kabel data, memasukkan sisi yang kecil pada
ponsel Sakura dan menyambungkannya pada colokan di laptop. Setelah itu dia membuka data yang ada di ponsel itu
lalu mengcopy galeri foto Sakura kedalam memori D-nya. Setelah selesai kemudian
dia meng-ejectnya lalu mencopot kabel data dari laptop.
Sasuke tersenyum senang setelah itu
kemudian dia segera bersiap saat sebuah pesan dari Sakura baru saja masuk.
From : 0852xxxxx
Toserba yang tadi, temui aku sekarang
juga.
“Kurasa sudah waktunya aku Pulang”.
Sasuke tersenyum senang. Dia memakai baju yang tadi, memakai topi dan masker lalu
setelah itu memasukkan laptop,
charge, dompet ke dalam
ransel hitam kemudian memakainya. Dia meninggalkan beberapa lembar uang
berwarna merah di atas nakas berserta
sebuah catatan kecil
‘Aku tidak tinggal lagi disini, ini
uang untuk bulan ini, yahh.. walaupun ini baru tanggal 2.
Sasuke (penghuni kamar nomor 13).’
Sasuke mengambil kunci motor sport berwarna hitamnya dan meninggalkan
tempat kos itu dengan segera.
“Hn sepertinya sudah 10 tahun berlalu…, aku bisa merasakan
angin yang mulai berubah arah” Katanya.
Dia meluncur dijalanan dan mengendarai
motornya dengan kencang.
Sesampainya di pelataran parkir di
toserba, Dia melihat Sakura sedang berdiri menunggunya di depan toko.
Sasuke berjalan dengan tenang kearah
Sakura yang menegadahkan tangannya meminta ponselnya kembali.
“mana ponselku?”tanya Sakura.
Sasuke merogoh kantong jaketnya lalu
mengeluarkan ponselnya Sakura.
“Ini?”
Ponsel itu berwarna hitam dengan
stiker bunga sakura di bagian belakangnya.
“tentu saja!” Sakura meraih ponselnya
dengan cepat dari tangan
Sasuke, lalu setelah memasukkanya kedalam tas, Sakura melihat Sasuke sekali
lagi. “ Dan, kuharap kita tidak pernah bertemu lagi...” Sakura segera pergi meninggalkan Sasuke tanpa
menunggu kata-kata yang akan dikeluarkan Sasuke. “ Kau yakin?” Sakura berhenti
melangkah sejenak, tidak jauh dari sasuke yang berdiri sedang memunggunginya.
Sasuke berbalik kemudian, menatap punggung Sakura. “ Apakah motormu baik-baik
saja? Aku berencana menggantinya dengan motorku. Tapi jika kau tidak mau .
yasudah!” Sakura bergeming dia berbalik menatap Sasuke Dan motor sport pemuda
itu. Dia ...Bukan orang gila kan? Batinnya.
“semudah itu?” Sakura berucap tidak
percaya. Sasuke mengendikkan bahunya lalu berjalan melewati sakura kemudian
menghidupkan motor sportnya dan mengendarainya menuju tempat berdirinya Sakura
sekarang.
“Kau tidak mengenakan helm?” Tanya
sakura masih terkejut.
Sasuke mengelengkan kepalanya “Tidak,
cepat naik. Aku akan mengantarkanmu sampai ke rumahmu setelah itu aku akan
pergi.” Ujar Sasuke meyakinkan.
Sakura mengangguk dengan tatapan
kosong, setengah melamun dan setengah sadar. Dia menaiki sandel belakang yang
menjorok kedepan itu lalu duduk diatasnya dengan mengangkang. Dia mengengam
erat pegangan yang terdapat di belakang motor itu.”Kau yakin lebih memilih
mempercayai pegangan itu dan bukan pinggangku?” Kata sasuke datar.
“Cepat jalan, aku ingin segera
menjual motor ini,Kau membawa surat kepemilikanya kan?” tanya sakura setelah
tersadar dari lamunannya, alasan dia mau untuk diantar pulang oleh pria ini
adalah dia tidak bisa mengendarai motor besar ini.
Sasuke segera tancap gas dan mulai mengendarai
motornya diatas jalan raya kota konoha, dia mengendarai sesuai arahan Sakura.
“Di depan lorong itu, kemudian masuk
kedalam!!!.” Lantaran Anginya terlalu kencang Sakura mengeraskan suaranya agar
Sasuke mendengarnya.
“apanya???”Sasuke menatap ke depan
dan melirik lorong yang berada beberapa meter dari mereka. Dia menyerigai.
“arah rumahku!!” Sakura hampir oleng
kebelakang dan hampir terjatuh saat mengatakan itu untung saja dia berhasil
menarik jaketnya Sasuke dan mengengam
sisi jaket sasuke dengan erat sehingga dia tidak jadi terjatuh
lantaran sasuke mengendarai motornya dengan sangat cepat , namun Sakura masih saja oleng lantaran dia tidak memeluk pinggang Sasuke karena
trhalang oleh ranselnya Sasuke.
“Maaf,” Sakura menyembunyikan
wajahnya di atas ransel Sasuke
lataran malu karena dia sempat menolak untuk berpegangan pada sasuke saat
sasuke menawarinya tadi.
“Hn” saat mereka akan berbelok memasuki lorong yang
berada didepan.
Sasuke memejamkan matanya,
mengucapkan sesuatu dengan pelan “pehahhsigraa” mereka pun kemudian menghilang di dalam kabut
berwarna putih yang tiba-tiba muncul di depan mereka.
Sasuke kemudian muncul dan perlahan keluar
dari kabut putih yang semula
menyelimutinya dan Sakura “akhirnya aku
kembali...” dia mengatakannya sambil tersenyum senang dibalik maskernya,
uap-uap berwarna biru dongker pekat nyaris hitam menguar di sekitarnya dan dari
tubuh sakura yang terlelap sambil memeluk Sasuke muncul uap-uap tipis nyaris
transparant yang berwarna pink lembut.
Motor sportnya berjalan di tanah berumput hijau yang cantik tapi tidak
rata dan berbukit-bukit. Berbeda sekali dengan pemandangan perkotaan dengan
gedung-gedung tinggi dan perumahan-perumahan sebelum melewati kabut tadi,
Sekarang yang terdapat hanya padang rumput hijau yang sangat luas dan langit
biru dengan awan beraneka warna yang indah. Matahari berwarna biru dengan gagah
menyinari seluruh tempat ini.
Di sekeliling sasuke, burung-burung yang mirip seperti naga namun dengan
bulu berwarna-warni yang berukuran setelapak tangan orang dewasa, terbang
bersamaan dengan Sasuke yang sedikit melambatkan laju motornya untuk menikmati
pemandangan, burung-burung itu mengelilingi sasuke dan sakura dengan lincah
beberapa kali sebelum meninggalkan mereka tatkala dari kejauhan terlihat sebuah
pohon besar yang sudah tua namun masih nampak kokoh dengan daun yang rimbun dan
buah-buah berwarna hitam yang berbentuk seperti buah pir menghiasinya dengan
volume yang banyak.
Terdapat
beberapa celah berada di pohon itu yang memungkinkan udara masuk kedalamnya dan
disekitar bawah pohon terdapat empat jendela yang mengelilinginya dan sebuah
pintu dengan teras indah yang terbuat dari akar pohon membentuk pelindung bagi
pintu itu.
To be continue........
Hai-hai, apa kabar? kuharap kalian semua yang membaca ff ku ini baik-baik saja :) kuharap kalian suka dengan cerita pertamaku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar